DIASPORA OF BALINESE RELIGIOUS AND CULTURAL TRADITION IN SOUTH LAMPUNG

Authors

  • Ahmad Yunani Puslitbang Lektur, Khazanah Keagamaan dan Manajemen Organisasi Kementerian Agama RI
  • Masmedia Pinem
  • Dede Burhanudin National Research and Innovation Agency, Jakarta, Indonesia
  • Mulyawan Safwandy Nugraha UIN Sunan Gunung Djati Bandung
  • Nadira Salsabila Hamad Bin Khalifa University

DOI:

https://doi.org/10.31291/jlka.v21i2.1161

Keywords:

Diaspora, Religious Culture, Balinese Hindu Ethnicity, Tridharmayoga Village, South Lampung

Abstract

ABSTRACT

The purpose of this study is to explore the various diaspora forms of the Balinese ethnic community's religious and cultural traditions, specifi­cially in Tridharmayoga Village in South Lampung. The island of Bali is recognized for its unique Hindu religious traditions which mirror the indigenous culture. It is observed that when the Hindu Balinese community migrates to transmigration areas or other regions exterior to Bali, they persist in practicing these traditions as a component of their Hindu identity. The Tridharmayoga Village was founded on the principles of three diaspora religions: Hinduism, Islam and Catholicism. The village promotes interact­tions that place a high emphasis on unity, despite the changes in religious traditions and cultural practices that might diverge from the native home­land. However, these traditions remain prevalent in the diaspora region. Considering these factors, questions emerge regarding the Balinese dias­pora's presence in this village and how the Balinese ethnic group's religious and cultural heritage traditions, inherited from their homeland, are expres­sed in this new environment. This research adopts an exploratory and qualitative descriptive-analytical approach, presenting data descriptively based on the empirical evidence collected from the field. Data were collected through observations, interviews, and document analysis from a variety of sources in the field. The findings of this study indicate that the village, which is rooted in unity, diversity, and multiculturalism, adjusts its religious traditions to align with the established culture. This adjustment, however, does not eradicate the fundamental traditions but modifies them to suit the economic conditions of the host land, ensuring adherence to obligatory practices. This study offers insights into the value transformation within the religious traditions of the Balinese ethnic group, influenced by specific local conditions, particularly focusing on the Hindu Balinese com­munity in Tridharmayoga Village.

Keywords: Diaspora, Religious Culture, Balinese Hindu Ethnicity, Tridharmayoga Village, South Lampung.

 

ABSTRAK

Tulisan ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis bentuk diaspora tradisi khazanah budaya keagamaan dari komunitas diaspora etnis Bali, khususnya di Desa Tridharmayoga Lampung Selatan. Sebagaimana diketahui bahwa di Bali tradisi keagamaan Hindu memiliki ciri khas tersendiri yang mencerminkan budaya lokal. Ketika masyarakat Hindu Bali pindah ke daerah transmigrasi atau wilayah lain di luar Bali, mereka akan tetap menjalankan tradisi tersebut sebagai Hindunya. Desa Tridharmayoga dibangun atas dasar tiga agama diaspora; yaitu Hindu, Islam dan Katolik. Interaksi yang dibangun di desa ini sangat menjunjung tinggi kebersamaan, meskipun ada pergeseran tata tradisi dan budaya keagamaan yang agak berbeda dengan tradisi daerah asal. Akan tetapi masih menjadi tradisi yang dominan daerah perantauan. Karenanya berdasarkan hal tersebut, maka muncul permasalahan tentang bagaimana keberadaan orang Bali di Desa ini, dan bagaimana tradisi Khazanah Budaya Keagamaan etnis Bali yang sudah mentradisi di negeri asal mereka?. Penelitian bersifat eksploratif, dan merupakan penelitian deskriptif analitis kualitatif, yakni menyajikan data secara deskriptif sesuai data dan fakta yang ditemukan di lapangan. Data dikumpulkan dari ber­bagai sumber di lapangan melalui observasi atau pengamatan, wawacara, dan studi dokumen. Temuan yang didapat adalah bahwa desa ini yang dibangun atas dasar kebersamaan dan keragaman serta multi­kultur, karenanya tradisi keberagamaan yang dilaksanakan menyesuaikan dengan kultur yang telah dibangun, akan tetapi tidak menghilangkan tradisi yang semestinya dilakukan, hanya saja sehubungan dengan keberadaannya berada di tanah rantau, maka dalam pelaksanaannya disesuaikan dengan kondisi perekonomian yang ada tanpa menghilngkan kewajiban kewajiban yang harus dilakukan.. Penelitian ini diharapkan mendapatkan gambaran terjadinya transformasi nilai dalam tradisi keagamaan etnis Bali yang disebabkan dengan kondisi lokal tertentu, khususnya etnis Hindu Bali di Desa Tridharmayoga.

 

Kata Kunci: Diaspora, Budaya Keagamaan, Etnis Hindu Bali, Desa Tridharma Yoga, Lampung Selatan

Downloads

Download data is not yet available.

References

Journal articles

Amalia, Suci. “Gender dan Pola Merantau Orang Minang.” Jurnal Sains Komunikasi Dan Pengembangan Masyarakat 6, no. 1 (2022): 135–44.

Ardhana, I. Ketut, and Ni Wayan Radita Novi Puspitasari. “Adat Law, Ethics, and Human Rights in Modern Indonesia.” Religions 14, no. 4 (2023): 1–10. https://doi.org/10.3390/ rel14040443.

Arifin, Zainal. “Kami Bali-Lampung: Politik Identitas Etnik Bali Migran dalam Masyarakat Multikultural Way Kanan, Lampung.” Jurnal Pemikiran Sosiologi 7 No. 1, J, no. 1 (2020): 47–62. https://doi.org/https://doi.org/ 10.22146/jps. v7i1.57675.

———. “Piil Pesenggiri: Politik Identitas Komunitas Lampung.” Patanjala Jurnal Penelitian Sejarah Dan Budaya 12, no. 1 (2020): 69. https://doi.org/ 10.30959/patanjala.v12i1.591.

Bagaskara, Arya, dkk. “Identitas Kebalian; Rekonstruksi Etnik Bali dalam Mempertahankan Identitas Pasca Konflik.” Al-Adyan: Jurnal Studi Lintas Agama 16, no. 1 (2021): 49–74. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.24042/ ajsla.v16i1.9196.

Darmayanti, Ni Wayan Ririn Putri, and Luh Putu Kerti Pujani. “Pengaruh Erupsi Gunung Agung terhadap Produksi Kera-jinan Patung di Desa Sebatu, Kecamatan Tegallalang, Ka¬bu¬-paten Gianyar.” Jurnal Destinasi Pariwisata 7, no. 1 (2019):131.https://doi.org/10.24843/jdepar.2019.v07.i01.p20.

Fitria, Rini. “Komunikasi Multikultural dalam Menjaga Keruku-nan antar Umat Beragama di Kabupaten Bengkulu Tengah.” Manhaj: Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat 3, no. 2 (2019): 1. https://doi.org/10.29300/mjp pm.v3i2.2366.

Hardianti. “Tragedi Salah Paham antara Suku Lampung dengan Suku Bali di Lampung Selatan (Studi Kasus: Konflik antar Suku).” Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial 2, Nomor 2 (2016): 95–100.

Himyari Yusuf. “Nilai-Nilai Islam dalam Falsafah Hidup Masyarakat Lampung.” Jurnal Studi Agama dan Pemikiran Islam 10, no. 1 (2016): 167–92.https://doi.org/http://dx. doi.org/10.24042/klm.v10i1.340.

Humaedi, M Alie. “Kegagalan Akulturasi Budaya dan Isu Agama dalam Konflik Lampung.” Analisa Volume 21 (2014): 149–62.

I Made Darsana, Holilulloh, Hermi Yanzi. “The Public Perception of Balinese Against The Caste System in The Buyut Baru Village at 2015.” Jurnal Kultur Demokrasi 3, no (2015).

I Made Purana. “Study of Critical Disadvantages System Catur Varna to Concept Catur Kasta in Civil Society Bali Hindu.” Kamaya: Jurnal Ilmu Agama 5, no. 1 (2022): 20–27. https://doi.org/10.37329/kamaya.v5i1.1524.

Izzati, Firda Aulia. “Pentingnya Sikap Toleransi dan Empati dalam Mewujudkan Warga Negara yang Baik (Good Citizenship) di Masa Pandemi.” Jurnal Kalacakra: Ilmu Sosial Dan Pendidikan 2, no. 2 (2021): 85. https://doi.org/ 10.31002/kalacakra.v2i2.4368.

Kurniadi, Akbar, Tri Legionosuko, and Wibisono Poespitohadi. “Transformasi Konflik Sosial antara Etnis Bali dan Lampung dalam Mewujudkan Perdamaian di Balinuraga, Kecamatan Way Panji, Kabupaten Lampung Selatan.” Jurnal Pertahanan & Bela Negara 9, no. 1 (2019): 91. https://doi.org/10.33172/jpbh.v9i1.501.

Made Kembar Kerepun, Jiwa Atmaja. Mengurai Benang Kusut Kasta Membedah Kiat Pengajegan Kasta Di Bali. PT. Empat Warna Komunikasi?: Denpasar., 2007.

Mudana, I Gede, I Ketut Sutama, and Cokorda Istri Sri Widhari. “Kepeloporan Kewirausahaan Memandu Pendakian Daya Tarik Wisata Gunung Agung, Karangasem, Bali.” Jurnal Kajian Bali (Journal of Bali Studies) 7, no. 2 (2017): 19. https://doi.org/10.24843/jkb.2017.v07.i02.p02.

Mulyadi, Made, and I Nyoman Rasmen Adi. “Partisipasi dan Motivasi Masyarakat dalam Pelaksanaan Upacara Ngaben Ngerit serta Dampaknya pada Kehidupan Masyarakat.” Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian-Denpasar, no. September 2016 (2016): 73–87. http://eprints.polsri.ac.id/ 3564/3/BAB II.pdf.

Mulyawan, I. Wayan, I. Made Suta Paramarta, and I. Nyoman Suparwa. “Language Contestation at Batukau Temple, Bali (a Linguistic Landscape Study).” Cogent Arts and Humanities 9, no. 1 (2022). https://doi.org/10.1080/23311 983.2022.2090651.

Muriel Charras, Lesmana S. Dari Hutan Angker hingga Tumbuhan Dewata Transmigrasi di Indonesia Orang Bali di Sulawesi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1997.

Paramita, I Gusti Agung, Ida Bagus Gde Yudha Triguna, and I Wayan Budi Utama. “Identity Politics of Hindu Society in Bali.” International Journal of Social Sciences 5, no. 4 (2022): 316–24. https://doi.org/10.21744/ijss.v5n4. 2037.

Prabhawati, Luh Putu Ginda, Anantawikrama Tungga Atmadja, and Nyoman Trisna Herawati. “Pengelolaan Keuangan Upacara Ngaben dan Nyekah Massal Gratis Berdasarkan Nilai Kearifan Lokal Pasidhikaran (Studi Kasus pada LPD Desa Adat Kedonganan, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung, Bali).” Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi 9, no. 1 (2018): 99–110.

Retnowati. “Agama, Konflik dan Integrasi Sosial.” Konflik Dan Integrasi Sosial 21, no. 01 (2014): 189–200.

Romli, Khomsahrial, and Ayu Maulia. “Prasangka Sosial dalam Komunikasi Antaretnis (Studi antara Suku Bali Dengan Suku Lampung di Kecamatan Sidomulyo Kabupaten Lampung Selatan Provinsi Lampung).” Jurnal Kom & Realitas Sosial 4, no. 2 (2014): 127–51.

Seruni, Ni Wayan. “Persepsi Masyarakat Desa Restu Rahayu Kecamatan Raman Utara Kabupaten Lampung Timur terhadap Ngaben tanpa Petulangan.” Jurnal Pendidikan Agama 8 Nomor 2 (2017): 24–30.

Setiati Widihastuti, At.al. “Pergeseran Adat Perkawinan pada Masyarakat Bali Perantauan di DIY.” Dimensia: Jurnal Kajian Sosiologi, 2003, 4.

Setiawan, Wahyu. Pasraman sebagai Media Pembentuk Iden¬titas Pasca Konflik (Studi terhadap Internalisasi Tri Hita Karana pada Masyarakat Balinuraga Lampung Selatan). Jurnal Multikultural & Multireligius. Vol. 14, 2015.

———. “Pasraman sebagai Media Pembentuk Identitas Pasca Konflik (Studi terhadap Internalisasi Tri Hita Karana pada Masyarakat Balinuraga Lampung Selatan).”HARMONI: Jur-nal Multikultural & Multireligius 14, no. 1 (2015): 67–79.

Sinaga, Risma Margaretha. “Revitalisasi Tradisi?: Strategi Mengu¬-bah Stigma.” Masyarakat Indonesia Vol. 40 (1 (2014): 109–26. https://doi.org/https:// doi.org/10.14203/¬jmi.v40i1.109.

Sugiarka, I Gede. “Segehan Ongkara di Pura Taman Gandamayu dalam Upacara Bhuta Yadnya di Desa Adat Jasri Keca-matan Karangasem Kabupaten Karangasem.” Lampuh¬yang 14, no. 2 (2023): 136–43. https://doi.org/10.47730/ jurnal-lam¬puhyang.v14i2.341.

Suhanah, S. “Kelompok Spiritual Sakkhi dan Dampaknya Terha-dap Kehidupan Keagamaan di Indonesia (Studi Hindu Khrisna di Asram Prahlada Bumi Manti Lampung).” Harmoni 15, no. 3 (2016): 117–30.

Susanta, Yohanes Krismantyo. “Sentana Rajeg dan Nilai Anak Laki-Laki bagi Komunitas Bali Diaspora di Kabupaten Konawe.” Harmoni 18, no. 1 (2019): 504–18. https://doi. org/10.32488/harmoni.v18i1.336.

Suweta, I M. “Bahasa Bali sebagai Sentral Kebudayaan Bali.” Maha Widya Bhuwana: Jurnal Pendidikan, Agama dan Budaya 2, no. 1 (2019): 7–16. http://jurnal.stahnmpu¬ku¬tu¬ran. ac.id/index.php/bhuwana/article/viewFile/164/157.

Wayan Gede Suacana. “Budaya Demokrasi dalam Kehidupan Masyarakat Desa di Bali.” Jurnal Kajian Bali 01(01), no. April (2011): 88–151.

Wirawan, A.A. Bagus. “Sejarah Sosial Migran-Transmigran Bali Di Sumbawa, 1952-1997.” Jantra III, no. 6 (2008): 418.

Yanthy, Putu Sucita. Prosiding Seminar Nasional Dan Call For Paper 2017. Correspondencias & Análisis, 2016.

Zulfa, Eva Achjani. “Bali Nuraga-Lampung: Identity Conflict behind the Policy.” Indonesian Journal of International Law 11, no. 2 (2014). https://doi.org/ 10.17304/ijil.-vol11.2.279.

Books

Agung, Anak Agung Gde Putra. Perubahan Sosial dan Pertentangan Kasta Di Bali Utara. Bali: Yayasan Untuk Indonesia, 2001.

Alan gibert dan Josef Gugler. “Urbanisasi dan Kemiskinan di Negara Dunia Ketiga.” Yogyakarta: PT. Tiara Wacana Yogya, 1996.

Made Kembar Kerepun, Jiwa Atmaja. Mengurai Benang Kusut Kasta Membedah Kiat Pengajegan Kasta di Bali. PT. Empat Warna Komunikasi?: Denpasar., 2007.

Wiana, I Ketut. Memahami Perbedaan Catur Varna, Kasta dan Wangsa. Surabaya: Paramita, 2006.

Interviews:

Interview with Made Nugraha, a village figure in Desa Sumur, Ketapang subdistrict, South Lampung on May 2, 2021

Interview with Ida Rsi Agung Manik Bang, pandite in Desa Tri Dharma Yoga, Ketapang subdistrict, South Lampung on May 4, 2021.

Interview with Oké, female Hindu counselor in Ketapang subdistrict, Lampung South Lampung on May 3, 2021.

Interview with Parisada Desa Tri Dharmayoga, Ketapang subdistrict, Lampung South Lampung on May 3, 2021.

Downloads

Published

2023-12-11

How to Cite

DIASPORA OF BALINESE RELIGIOUS AND CULTURAL TRADITION IN SOUTH LAMPUNG. (2023). Jurnal Lektur Keagamaan, 21(2), 411-438. https://doi.org/10.31291/jlka.v21i2.1161