Jalan Tasawuf dalam Naskah Layang Ijo Koleksi Kyai Mohammad Thohari Sidoarjo, Jawa Timur
DOI:
https://doi.org/10.31291/jlk.v13i2.230Keywords:
Sufism, Manuskrip, Layang Ijo, filologi, konflik dan harmonyAbstract
Penelitian ini mengkaji empat hal: 1) dari mana asal-usul naskah Layang Ijo diperoleh?, 2) Apa deskripsi naskah Layang Ijo, mulai dari kondisi fisik sampai karakteristik ajarannya?, 3) Bagaimana sejarah naskah Layang Ijo dikumpulkan dan diajarkan?, 4) Apa nilai-nilai tasawuf apa yang dipetik dari ajaran Layang Ijo untuk kehidupan masyarakat Islam saat ini? Penelitian ini menggunakan prosedur filologis diikuti dengan analisis interpretatif untuk mengungkapkan jalan tasawuf dalam ajaran Layang Ijo. Kesimpulan dari penelitian menunjukkan bahwa tradisi menulis dalam periode Wali Sanga bukan hanya terkait ungkapan batin (qalb), tetapi juga sebagai respon terhadap masalah kemanusiaan dalam kehidupan nyata seperti perilaku (lelaku) Wali Sanga. Di dalamnya juga dijelaskan pentingnya pengetahuan yang benar (ilmu sejati), hubungan harmonis antara tarikat, syari’at, dan hakikat, serta misteri kematian Syekh Siti Djenar. Di bagian akhir juga dibahas jalan ma'rifatullah sebagai warisan para Nabi, Rasul, dan kekasih Allah (Waliyyullah).
Kata Kunci: Sufisme, manuskrip, Layang Ijo, filologi, konflik dan harmoni
This research examines four things: 1) Where do the origins of the manuscript Layang Ijo obtained by the collector?, 2) What is the description of the manuscript Layang Ijo ranging from physical conditions until characteristics of teaching?, 3) What the history of the manuscript Layang Ijo was collected dan taught?, 4) What are the values of Sufism anything that can be drawn from the Layang Ijo for the needs of the Islamic community life today? This research uses the philological procedures followed by interpretative analysis to find the path of Sufism in the Layang Ijo teaching. The conclusion of research shows that the tradition of writing in the time period of Wali Sanga is not just an expression of inner-sense (qalb) but also as response to the humanitarian concerns in the real life such as the mission and behavior (lelaku) of Wali Sanga, the importance of true knowledge (ilmu sejati), the Sufism, the harmony between tharikat, shari'ah and hakekat, as well as the mystery of the death of Sheikh Siti Djenar also reviewed in this manuscript. In the end it also discussed the way of ma'rifatullah as a legacy of the prophets, apostles and the lover of God (Waliyyullah).
Keywords: Sufism, Layang Ijo manuscript, philology, conflict and harmony
Downloads
References
Braginsky, V.I. 1988. Yang Indah, Berfaedah dan Kamal; Sejarah Sastra Melayu Dalam Abad 7-19. Jakarta: INIS.
Brown, Gillian & Yule, George. 1996. Analisis Wacana. Jakarta: Gramedia.
Djamaris, Edward. 2002. Metode Penelitian Filologi. Jakarta: CV. Manasco.
Drewes, G.J.W. 2002. Perdebatan Walisongo Seputar Ma’rifa-tullah. Surabaya:Al-Fikr.
Huda, Nurul. 2005. Darma Gandhul, Tragedi Sosial Historis dan Keagamaan di Penghujung Kekuasaan Majapahit. Yogyakarta: Purapustaka.
Labib MZ. t.th. Kisah Lehidupan Walisongo, Penyebar Agama Islam di Tanah Jawa. Surabaya: CV. Bintang Timur.
Mas’ud, Abdurrahman. 2004. Intelektual Pesantren; Perhelatan Agama dan Tradisi. Yogyakarta: LKIS.
Mulkhan, Abdul Munir. 2001. Ajaran dan Jalan Kematian Syekh Siti Jenar. Yogyakarta; Krasi Wacana.
Pudjiastuti, Titik. 2006. Naskah dan Studi Naskah. Jakarta: Akademia.
Purwadi. 2001. Babad Tanah Jawa, Menelusuri Jejak Konflik. Yogyakarta; Pustaka Alif.
Sedyawati, Edi, dkk (eds). 2001. Sastra Jawa, Suatu Tinjauan Umum. Jakarta: Balai Pustaka.
Shihab, Alwi. 2001. Islam Sufistik; Islam Pertama dan Pengaruhnya hingga kini di Indonesia. Bandung: Mizan.