Rekonstruksi Falsafah Bugis dalam Pembinaan Karakter: Kajian Naskah Paaseng Toriolo Tellumpoccoe

Authors

  • Nurnaningsih Nurnaningsih

DOI:

https://doi.org/10.31291/jlk.v13i2.232

Keywords:

Bugis Philosophy, Manuscript, Character Development, Globalization

Abstract

Paaseng toriolo merupakan warisan dari raja-raja Bugis dan orang bijak, baik dalam bentuk lisan maupun tulisan (naskah Galigo dan Lontara) di wilayah Tellumpoccoe (Bone, Soppeng dan Wajo). Kajian ini bertujuan untuk mengembalikan unsur nilai budaya Bugis yang terangkum Pangadereng (Ade', Bicara, Rapang, Wari' dan Syara'), sekaligus menjadi motivasi terhadap nilai-nilai kehidupan yang terintegrasi dengan konsep “Siri†dan syari'at Islam. Kajian ini menggunakan analisis interpretatif atas fenomena yang bersifat historis, sosiologis, religius, dan kultural. Hasil penelitian menemukan adanya konsep-konsep dari raja-raja dan orang bijak yang dimulai penulisannya dalam naskah Galigo dan Lontara sekitar abad 16-17 M. Isinya antara lain: paaseng yang berkaitan dengan perantauan, perlunya menuntut ilmu, tatanan sosial, pedoman kewajiban bagi Raja dan aparatnya, kewajiban bagi Raja dengan negara dan rakyatnya, serta pedoman rakyat terhadap Raja dan sesamanya. Pelestarian untuk mengembalikan tatanan nilai budaya yang hampir punah — karena kurangnya peneliti yang mampu membaca naskah Bugis — dan rekonstruksi atas nilai-nilai tersebut merupakan langkah urgen untuk memandu perilaku generasi muda yang kini sebagiannya telah terperangkap dalam gulungan sistem modernitas.

Kata Kunci: filsafat Bugis, manuskrip, globalisasi

 

Paaseng toriolo is a legacy of Bugis kings/ sages both in oral and written form (Galigo and Lontara manuscript) in the Tellumpoccoe region (Bone, Soppeng and Wajo). This study aims to restore Bugis cultural values summarized as Pangadereng (Ade ', bicara, Rapang, Wari' and Syara'), as well as a motivation of life values that is integrated in the concept of Siri "and Shari'ah. This study used a qualitative analysis as the interpretation of the historical, sociological, religious and cultural phenomenon. The research found that the concept of kings and sages began writing in the Galigo and Lontara scripts around XVI-XVII AD century and its contains Paaseng related to the wandering, the importance of Science, social order, the guidelines for the King and officers, obligation of the King with the State and people as well as the guidance of the king, society, and environment. Efforts
to restore the preservation of cultural values that are endangered due to a lack of applicants who are able to read the Bugis script so that the reconstruction is viewed very urgent to monitor the generation behavior that are mostly caught up with modern systems in Globalization era.

Keywords: Bugis Philosophy, Manuscript, Character Development, Globalization

Downloads

Download data is not yet available.

References

Abdi, Muhammad. “Siri’ sebagai Sikap dan Falsafah Hidup Masya-rakat Bugis Makassar”, Academia Online: https://www.academia.edu/
2025850/siri_sebagai_falsafah_hidup_masyarakat_bugis_makassar. Diakses pada 15 April, 2015.
Abdullah, Hamid. 1985. Manusia Bugis Makassar, Suatu Tinjauan Historis terhadap Pola Tingkah Laku dan Pandangan Hidup Manusia Bugis- Makassar. Jakarta: Inti Indayu Pres.
Al-Afas, Ali bin Hasn bin Abdullah bin Hasan, Lukman al-Hakim. 1981. Kepribadian dan Mutiara Hikmahnya, Penerjemah: Ali Abu Bakar Basalamah dan M. Mansyur Amin. Yogyakarta: Ratu Adil.
Al-Akkad, Abbas Mahmud. 1947. al-Falsafah al-Quraniyah. Qairo: Mathba’ah al-jannah Li-at-Ta’lif wa at-Tarjamah.
Amir, Andi Rasdiana. 1981. Bugis Makassar dalam Peta Islamisasi Indonesia. Ujung Pandang: IAIN Alauddin.
__________. 1995. Integrasi system Pangadereng (Adat) dengan System Syari'at sebagai Pandangan Hidup Orang Bugis dalam Lontarak Latoa. Yogyakarta: IAIN SUKA.
Barried, Siti Baroro dkk. 1985. Pengantar Teori Filologi. Jakarta: Pusat Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Departemen Pen-didikan dan Kebudayaan.
Cense, A.A. 1972. Beberapa Catatan Penulisan Mengenai Sejarah Makassar Bugis, Terjemah KITLV Belanda. Jakarta: Bharata.
De. Haan Priangan. 1912. De Prianger-Regentschappen Onder Het Nederlansech Bestum Tot 1811. Uit Gegeven Door Het Batavia-asech Genootschap Van Kusten en Wetenschappen.
Edi, Abdullah. “Falsafah Hidup Orang Bugis Makassar yang Sarat Nilai-Nilai Pembelajaran.” dalam Kompasiana Online: http://sosbud. kompasiana.com/2015/02/25/falsafah-hidup-orang-bugis-makassar-yangsarat- nilai-nilai-pembelajaran-726073.html. Diakses pada 25 April, 2015.
Farid, A. Zainal Abidin. 1979. “Wajo pada Abad XV-XVI Peng-galian Sejarah Terpendam Sulawesi Selatan dalam Lontara”. Disertasi. Jakarta: Universitas Indonesia.
__________1991. “Konsep dan Kekuasaan dan Kepemilikan di Sula-wesi Selatan “Dahulu Kala”.” Makalah disampaikan da-lam Kongress Kebudayaan Nasional. Jakarta.
__________1969. “Sekapur Sirih Azas-azas Hukum Adat Pidana Sulawesi Selatan sebagai Sumbangsih Pembinaan Hukum Na-sional.” Pidato pengukuhan guru besar, Makassar, Majalah No-mor Khusus, Universitas Hasanuddin.
Kenn, R.A I. 1989. La Galigo penerjemah KITLV-LIPI. Yogya-karta: Universitas Gajah Mada.
Koentjaramingrat. 1982. Kebudayaan Mentalistas dan Pembangun-an. Jakarta: PT.Gramedia.
La Side Daeng. 1985. “Tapala ‘Paaseng To Riolo’” dalam Majalah Kebudayan Sulawesi Selatan. Ujungpandang Universitas Ha-sanuddin, Vol. I No II.
Lery, Reuben. 1965. The Social Structure of Islam. Cambridge: University Press.
Madkur, Muhammad Salam. 1964. Madkhal al-Fiqh al-Islamy. Qairo: ad-Dual al-Qaumiyah Li at Thaba’ah wa an-Nashr
Marzuki Laica, Muhammad. 1995. SIRI: Bagian Kesadaran Hukum Rakyat Bugis-Makassar. Bandung: Universitas Pajajaran.
Matthes, B.F 1872. Boeginesche. Chrestomathie II: Amsterdam.
__________1874. Boeginesh-Hollandsch Woorden Lyst en Verkklaring, M, Ny Hoff: Amsterdam, C.A, Spin en Zoon.
Mattulada. 1985. Suatu Lukisan Analisis terhadap Antropologi Po-litik Orang Bugis. Yogyakarta, Universitas Gajah Mada Press.
Muhammad Ahlul Amri Buana, Mencari Mandar, Online: http://nulisbuku.com/books/download/samples/c9c969d97dd7c38b0f31833675d8dce4.pdf. Diakses pada 19 April 2015.
Muhammad Bahar Akkase Teng, “Falsafat dan Sastra Lokal (Bugis) dalam Perspektif Sejarah”, Seminar Nasional Sastra, Pendidikan karakter dan Ekonomi kreatif, Surakarta 31 Maret, 2015
Nur Alam, Saleh. “Memahami Nilai Budaya Sirik Na Pacce Dalam Kehidupan Rumah Tangga Masyarakat Suku Bangsa Ma-kassar”, Buletin Bosara, Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Makassar. Nomor 18 tahun VIII/2001.
Rahim, Abd. Rahman.1984. “Nilai-nilai Utama Kebudayaan-Bu-gis”. Disertasi. Ujung Pandang: Universitas Hasanuddin
Rdya. 1981. The Heritage of rung Palakka a. History of South Su-lawesi (Celebes) in the seventeeth Century. Haque: Mortinus Ny Hoff. US History. Reconstruction, Online: http://www.ushistory.org/us/35.asp. Diakses
pada 25 April 2015.
Yaumi, Muhammad dan Fatimah Sirate. 2015, “Konstruksi Model Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Spiritual untuk Perbaikan Karakter” dalam Al-Qalam: Jurnal Penelitian Agama dan Sosial Budaya, Volume 20, Edisi Khusus.

Published

2015-12-20

Issue

Section

Articles

How to Cite

Rekonstruksi Falsafah Bugis dalam Pembinaan Karakter: Kajian Naskah Paaseng Toriolo Tellumpoccoe. (2015). Jurnal Lektur Keagamaan, 13(2), 393-416. https://doi.org/10.31291/jlk.v13i2.232