Unsur Religi pada Makam-makam Kuna Islam di Kawasan Garut

Authors

  • Effie Latifundia Balai Arkeologi Bandung

DOI:

https://doi.org/10.31291/jlk.v14i2.509

Keywords:

religi, ziarah, makam kuna, kawasan Garut,

Abstract

This work is based on field studies made in the year 2007 – a study of writings held by libraries and various govt. and semi-governmental bodies. Research reveals that many prominent people were buried in the Garut area, among them: Syech Sunan Rohmat (in the tomb of Godog), Raden Wangsa Muhamad (in the tomb of Cinunuk) and Syekh Jafar Sidiq, entombed at Cibiuk, one of the most charismatic religious leaders of his day. This third figure (Jafar Sidiq), and indeed his tomb, greatly helped the spread of Islam and even created Garut as a suitable place of pilgrimage, drawing even pilgrims from beyond Indonesia. The motivation for declaring these three tombs a suitable place for pilgrimage is based on the perception that these tombs are worthy places for meditation and for pondering a better life to come. It may be concluded that a number of religious observations, whether carried out individually or else as part of a group, are of great religious import. These pilgrimages continue to this day and may be reckoned as worthy of association with the greater pilgrimages to the Holy Land. Keywords: religion, pilgrimage, ancient tombs, Garut district. Tulisan ini diawali penelitian lapangan yang dilaksanakan pada tahun 2007, dengan metode survei dilengkapi studi kepustakaan, dan wawancara. Melalui tulisan ini berhasil diungkap bahwa tokoh-tokoh yang dimakam¬kan pada ketiga makam kuna di kawasan Garut, yaitu Syech Sunan Rohmat pada makam Godog, Raden Wangsa Muhamad pada makam Cinunuk, dan Syekh Jafar Sidiq pada makam Cibiuk merupakan tokoh yang kharismatik dan religius yang berpengaruh dalam kehidupan masyarakat setempat. Ketiga tokoh penyebar Islam tersebut makamnya dikeramatkan dan sakral serta ramai dikunjungi para peziarah yang datang baik dari dalam maupun luar kawasan Garut dan bahkan dari luar negeri. Motivasi para peziarah berkunjung pada tiga makam tersebut dilandasi persepi bahwa makam merupakan tempat untuk melakukan tafakur atau tempat yang tepat bagi peziarah yang mengutamakan kehidupan spiritual dengan harapan salah satunya hidup akan lebih baik. Dapat disimpulkan bahwa sejumlah upacara yang dilakukan sendiri-sendiri maupun bersama-sama secara serentak dengan penekanan pada upacara (ritus) berdoa, bersaji, atau upacara berupa pesta tahunan, selamatandan sebagainya hal ini menggambarkan unsur religi. Kegiatan religi tersebut masih terus berlangsung dan melekat pada kegiatan ziarah. Kata Kunci: religi, ziarah, makam kuna, kawasan Garut.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Ambary, Hasan Muarif. 1998. Menemukan Peradaban Arkeologi dan Islam diIndonesia.Jakarta : Logos WacanaIlmu
Ambary. 1991. Makam-Makam Kesultanan Dan Parawali, Penyebar Islam di Pulau Jawa. Dalam Aspek-aspek Arkeologi Indonesia. Jakarta: Pusat Penelitian Arkeologi Nasional
Effendie, DeddydanWarjita. 2006. Sunan Rohmat Suci Godog (SuatuTinjauanHostoriografi Tradisional). Yayasan Bangun Sis-wa: CV. Maju Bersama
Hafid, Abdul. 2013. Sitem Kepercayaan pada Komunitas Adat Kajang Desa Tanah Towa, Kecamatan Kajang, Kabupaten Bulukumba. Dalam Patanjala Vol.5 No.1 Maret 2013, hlm1-19. Bandung: Balai Pelestarian Sejarah Dan Nilai Tradisional Bandung.
Istari, T.M. Rita.2005. Sistem Masyarakat Jawa Kuna Pada Masa Majapahit Akhir. Dalam Jurnal Peneliti Arkeologi Vol. 5. hlm 96-104. Yogyakarta : Balai Arkeologi Yogyakarta.
Koentjaraningrat. 1990. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: PT. Ri-ne¬ka Cipta.
Latifundia, Effie. 2009. Segitiga Emas Wisata Ziarah di Makam-Makam Kuna, Kabupaten Garut. DalamArkeologi Manusia-Ruang-Aktivitas, hlm 55-65. Jatinangor: Alqaprint.
Lelono, Hari T.M. 2005. Sistem Masyarakat Jawa Kuna Pada Masa Majapahit Akhir. Dalam Jurnal Peneliti Arkeologi Vol. 5. hlm 86-95. Yogyakarta : Balai Arkeologi Yogyakarta.
Mumfangita, Titi. 2007. “Tradisi Ziarah Makam Leluhur Pada Ma-syarakat Jawa”.
Dalam Makna, Tradisi dan SimbolVol. II N0.3, hlm 152-159. Yogya-karta: Balai Pelestarian Sejarah Dan Nilai Tradisional.
Najib, Tubagus. 2008. Unsur-unsur Religi Pada Kubur-Kubur Islam di Tuban. Dalam Amerta Vol. 26. No.1, hlm 47-59. Jakarta : Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasional.
Prasetyo, Bagyo, dkk. 2004. Religi Pada Masyarakat Prasejarah Di Indonesia. Jakarta: Puslit Arkenas
Radam, Noerid Haloei. 2001. Religi Orang Bukit. Yogyakarta: Yaya-san Semesta
Rahyono, F.X. 2009. Kearifan Budaya Dalam Kata. Jakarta: Weda-tama Widya Sastra
Rosmana, Tjetjep. 2009. Budaya Spiritual: Persepsi Peziarah pada Makam Keramat
Leluhur Sumedang. Dalam Patanjala, Vol.1 No.3/2009, hlm 243-257. Bandung: Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung.
Suhadi, Machi, dan Halina Hambali, 1994/1995. Makam-makam Wali Sanga di Jawa. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebuda¬yaan
Ziaulhaq, dkk. 2007. Ensiklopedi Garut, Seri Kebudayaan 1. Garut : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
Tjahyono, Baskoro Daru. 2005. Religi Candi Suku.Dalam Jurnal Peneliti Arkeologi Vol. 5. hlm 60-70. Yogyakarta: Balai Arkeologi Yogyakarta.

Downloads

Published

2016-12-30

Issue

Section

Articles

How to Cite

Unsur Religi pada Makam-makam Kuna Islam di Kawasan Garut. (2016). Jurnal Lektur Keagamaan, 14(2), 479‒500. https://doi.org/10.31291/jlk.v14i2.509