Pesantren dalam Kebijakan Pendidikan Indonesia

Authors

  • Badrudin Badrudin UIN Sunan Gunung Djati Bandung
  • Yedi Purwanto Institut Teknologi Bandung
  • Chairil N Siregar Institut Teknologi Bandung

DOI:

https://doi.org/10.31291/jlk.v15i1.522

Keywords:

kebijakan, pendidikan, pesantren, Indonesia

Abstract

Pesantrens are often said to have received discriminatory treatment in Indonesian education politics, despite the fact that pesantrens have contributed positively to the development of education in Indonesia. But how is the Government's policy towards pesantren in Indonesia after Indonesia's independence? This article discusses this issue based on recent research results using a political (policy) and historical approach with descriptive methods. The technique of data collection is developed by documentation study on education policy in Indonesia, observation, as well as interviews. The study proves that the Government has dominated the policy towards pesantren where the pesantren policy is approved, accepted and implemented by government institutions. The research also concludes that since the inclusion of pesantren into By Law No. 20 Year 2003 on Indonesia’s National Education System, pesantren is in a vortex of attraction and interest between society and the Government. Pesantrens are treated discriminatively by the Government characterized by unclear implementation, regulation and budget allocation for these pesantrens. In essence, Pesantrens have not received the proper attention from the Government.

Keywords: policy, education, pesantren, Indonesia

Pesantren sering dikatakan mendapatkan perlakuan diskriminatif dalam politik pendidikan Indonesia, walaupun pesantren telah berkontribusi positif pada perkembangan pendidikan di Indonesia. Tapi bagaimanakah sebenarnya kebijakan Pemerintah terhadap pesantren di Indonesia setelah Indonesia merdeka? Artikel ini membahas isu ini berdasarkan hasil penelitian yang menggunakan pendekatan politik (kebijakan) dan sejarah dengan metode deskriptif. Teknik Pengumpulan data dilakukan dengan studi dokumentasi terhadap kebijakan pendidikan di Indonesia, observasi, dan juga wawancara. Penelitian membuktikan bahwa Pemerintah telah mendominasi kebijakan terhadap pesantren di mana kebijakan pesantren disetujui, diterima dan dilaksanakan oleh pranata pemerintah. Penelitian menyimpulkan bahwa sejak dimasukkannya pesantren ke dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, maka pesantren berada dalam pusaran tarik menarik kepentingan antara masyarakat dengan Pemerintah. Pesantren diperlakukan diskriminatif oleh Pemerintah ditandai dengan ketidakjelasan implementasi, regulasi dan alokasi anggaran untuk pesantren. Intinya, Pesantren belum mendapatkan perhatian yang seharusnya dari Pemerintah.

Kata Kunci: kebijakan, pendidikan, pesantren, Indonesia

Downloads

Download data is not yet available.

References

Achmad Rosyidi. 2007. “Reposisi Hubungan Agama dan Negara dalam Merajut Kerukunan Antar Umat Beragama (Analisis terhadap Buku Azyumardi Azra)” Harmoni Jurnal Multikultural & Multireligius. Puslitbang Kehidupan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Depag RI, Vol.VI, nomor 23, Juli-September 2007.
Anderson, J.E. 1975. Public Policy Making, London:Nelson.
Andi, Hamlan. 2013. “Politik Pendidikan Islam dalam Konfigurasi Sis¬tem Pendidikan Di Indonesia”, Hunafa: Jurnal Studi Islamika, Vol. 10, No.1, Juni 2013, p. 177-202.
Ansori, Ahmad dan Indriyani Makrifah, “Model Pendidikan Multikul¬tural dalam Pendidikan Islam,” Muqaddimah, Vol 19, No.1, (2013):95.
Asrohah, Hanun. 1999. Sejarah Pendidikan Islam, cet. Ke-1. Jakarta: Logos.
Azra, Azyumardi dan Saiful Umam (ed.). 1998. Menteri-Menteri Agama RI Biografi Sosial Politik. Jakarta: INIS, PPIM, dan Depag RI.
Azra, Azyumardi. 1999. Pendidikan Islam: Tradisi Dan Modernisasi Menuju Milenium Baru. Jakarta: Logos Wacana Ilmu.
Berita RI tahun II No.4 dan 5, hlm. 20, kolom 1, Pengumuman BPKNIP (Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat).
Boland, B.J. 1985. Pergumulan Islam di Indonesia. Jakarta:Grafitti Pers.
Buresh, Scott Allen. 2002. Pesantren-Based Development: Islam, Education, and Economic Development in Indonesia. Disertasi: University of Virginia, Amerika Serikat.
Bruinessen, Martin Van. 1995. Kitab Kuning, Pesantren, dan Tarekat. Bandung:Mizan.
Bruinessen, Martin Van, ‘Traditionalist’ and ‘Islamist’ Pesantren in Contemporary Indonesia, Paper Presented at the ISIM workshop in ‘The Madrasah Asia’, 23-24 Mei 2004.
Chang, Yau Hoon,. “Mapping ‘Chinese’:Christian School in Indonesia: Ethnicity, Class, and Religion,” Asia Pasific Educ. Rev.: 2001: 403-41.
Depag RI. 1986. Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia. Jakarta: Dirjen Binbaga.
Dahl dalam C. Ham & M. Hill, The Policy Process in The Modern CapitalistState (2nd ed.), Brighton: Wheatsheaf Books, 1993.
Dhofier, Zamakhsyari. 1982. Tradisi Pesantren: Studi tentang Pandangan Hidup Kiyai. Jakarta:LP3ES.
Dye, Thomas R. 1981. Understanding Public Policy [7 th ed.], New Jersey: Prentice-Hall, Englewood Cliffs.
Geertz, Clifford, 1983. Abangan, Santri, Priyayi dalam Masyarakat Jawa. Jakarta: Pusataka Jaya.
Haedari, Amin. 2006. Transformasi Pesantren: Pengembangan Aspek Pendidikan, Keagamaan, dan Sosial. Jakarta: Lekdis & Media Nusantara.
Haedari, Amin. 2007. Jurnal Mihrab, Vol II, Nomor 1, Juli 2007.
Hamdi, S., dan Smith, B.J. 2012. “Sister, Militas and Islam in Conflict: Questioning ‘Reconciliation’ in Nahdlatul Wathan, Lomobok, Indonesia, dalam Contemporary Islam, Vol.6, No.1:29-43.
Hamruni. (2016). “The Challenge and The Prospect of Pesantren in Historical Review”. Jurnal Pendidikan Islam.Volume 5, Nomor 2, December 2016/1438 hlm. 413-414. DOI: 10.14421/jpi.2016.52. 413-429.
Haningsih, Sri. 2008. “Peran Strategis Pesantren, Madrasah dan Seko¬lah Islam di Indonesia” dalam El-Tarbawi Jurnal Pendidikan Islam. Vol. 1, Nomor 1, Tahun 2008.
Izfanna, D. dan Hisyam. 2012. “A Comprehensive Approach in Deve¬loping Akhlak: A Case Study on The Implementation of Character Education At Pondok Pesantren Darunnajah” Multicultural Edu¬ca¬tion and Technology Journal, Vol.6, No.2:77-86.
Jamhari dan Jajang Jahroni (Peny.). 2004. Gerakan Salafi Radikal di Indonesia. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Kern, R.A. “The Orogin of The Malay Surau”. 1956. Journal of the Malayan Branch of The Royal Asiatic Society 29.
Latham. 1952. dikutip dalam C. Ham & M. Hill, The Policy Process in The Modern CapitalistState (2nd ed.), Brighton: Wheatsheaf Books, 1993.
Lubis, Maemun Aqso., dkk., 2009. “The Apllication of Multicultural Education and Applying ICT on Pesantren in South Sulawesi, Indonesia. Issue 8. Vol. 6 (2009): 401-1411.
Lukens-Bull, R.A. 2001. “Two Sides of The Same Coin: Modernity and Traditions in Islamic Education in Indonesia”. Antrophology and Education Quarterly, Vol. 32, No. 3:350-372.
Mahkamah Konstitusi RI, Naskah Komprehensif Perubahan Undang-Undang Dasar Negara RI Tahun 1945.
Madjid, Nurcholis. 1997. Bilik-Bilik Pesantren: Sebuah Proses Perja¬la¬nan. Jakarta: Paramadina.
Moadded, Mansoor dan Stuart A Karabenick. 2008. “Religious Fundamentalism among Young Muslim Agyp and Saudi Arabia,” Social Forces, Vol. 86 No.4 (2008):1675-1710.
Masooda Bano, “Madrasas as partner in Education Provision: The South Asian Experiences,” Development in Practice” volume 20 No 4/5 2010, 554-556. http://www.jostor.org.stable. 20750575, accessed Juni 10, 2014.
Mastuhu. 1994. Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren: Suatu Kajian tentang Unsur dan Nilai Sistem Pendidikan Pesantren. Jakarta: INIS.
Masyhud dan Khusnurdilo. 2003. Manajemen Pondok Pesantren. Jakarta: Diva Pustaka.
Muhtifah, Lailial. 2012. “Pola Pengembangan Kurikulum Pesantren: Kasus Al-Mukhlisin Mempawah Kalimantan Barat”. Media Pendidikan Jurnal Pendidikan Islam. Volume: XXVII, Nomor 2, 2012/1433. Website: www.mp-jurnalpendidikanislam.com.
Muliadi, Erlan. 2012. “Urgensi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Berbasis Multikultural” Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 1 No. 1, P. 55-68., Juni 2012, ISSN 2356-3877.
Nata, Abuddin. 2006. Modernisasi Pendidikan Islam di Indonesia. Jakarta: UIN Jakarta Pres.
Saridjo, Marwan. 1997. Bunga Rampai Pendidikan Agama Islam. Jakarta:Ditjen Binbaga Agama Islam.
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 yang direvisi dengan Peraturan Pemerintah No 32 tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan.
Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang pendanaan pendidikan.
Peraturan Menteri Agama Nomor 13 Tahun 2014 tentang Pendidikan Keagamaan Islam.
Permani, Risti. 2009. The Economic of Islamic Education: Evidence From Indonesia. Tesis: University of Adelaide, Australia.
Pohl, F. 2006. “Islamic Education and Civil Society: Reflection on The Pesantren Tradition in Contemporary Indonesia” Comparative Education Review. Vol. 50, No. 3:389-409.
Poerbakawatja, Soegarda. 1970. Pendidikan dalam Alam Indonesia Merdeka. Jakarta:t.p.
Prunty, J.J. 1985. Signposts for a Critical Educational Policy Analysis, Australian Journal of Education, 29 (2).
Raihani. 2012. “Report on Multicultural Education in Pesantren” Com¬pare: A Journal of Comparative and International Education, Vol.42, No.4:585-605.
Saleh, Abdurrahman. 1984. Penyelenggaraan Madrasah Peraturan Perundangan. Jakarta: Dharma Bakti.
Saniotis, A. 2012. “Muslims and Ecology: Fostering Islamic Enviro¬mental Ethic” Contemporary Islam, Vol.6, No.2:155-171.
Sirozi, Muhammad. 2004. Politik Kebijakan Pendidikan di Indonesia Peran Tokoh-Tokoh Islam dalam Penyusunan UU No.2/1989, Leiden-Jakarta: INIS,2004.
Shaleh, Abdul Rachman. Madrasah dan Pendidikan Anak Bangsa. Jakarta:PT Raja Grafindo Persada.
Sholeh, Badrus. 2005.”Pesantren, Peace Buiding and Empowerment: A Study of Community Based Peace Building Initiative,” Al-Jamiah, Vol. 43, No.2, (2005/1426H: 327-347).
Suyatno, “Dekonstruksi Pendidikan Islam sebagai Subsistem Pendidi¬kan Nasional” Jurnal Pendidikan Islam. Vol.1. No.1. Juni 2012/ 1433.
Taylor, S. et al., 1997. Educational Policy and The Politic of Change, London: Routledge.
Umar, Nasaruddin. 2014. Rethinking Pesantren. Jakarta: Kompas-Gramedia.
UUD 1945.
UU Nomor 4 Tahun 1950 jo Nomor 12 Tahun 1954 tentang Dasar-Dasar Pendidikan dan Pengajaran. Undang-Undang tersebut diterima oleh Dewan Perwakilan Rakyat pada tanggal 27 Djanuari 1954, Lembaran Negara No. 38 tahun 1954. Lihat Dokumen DPR RI, Dasar-Dasar Pendidikan dan Pengajaran.
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Bandung: Fokus Media, 2006.
Vignato, S. 2012. Devices of Oblivion: How Islamic Schools Rescue ‘orphaned’ Children From Traumatic Experiences in Aceh (Indonesia). South East Asia Research. Vol. 20, No.2: 239-261.
Wahid, Abdurrahman. 1988. “Pesantren Sebagai Subkultur”, dalam M. Dawam Rahardjo (ed.), Pesantren dan Pembaharuan, cet. IV. Jakarta: Lembaga Penelitian Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial, LP3ES.
Wekke, Ismail Suardi. 2012. Pesantren dan Pengembangan Kurikulum Kewirausahaan: Kajian Pesantren Roudahtul Khuffadz Sorong Papua Barat. INFERENSI, Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan. Vol.6, No.2, Desember 2012.
Yahya, Imam. 2014. “Demokrasi Pesantren: Menebar Format Politik Yang Damai” Jurnal at-Taqaddum, Volume 6, Nomor 2, Nopember 2014.
Sumardi, K.2012.Potret Pendidikan Karakter Di Pondok Pesantren Salafiah Volume 3 Jurnal Pendidikan Karakter.FPTK Universitas Pendidikan Indonesia.Bandung.
Purwanto,Y dan Sohib, K, 2016, Studi Agama dan Etika Islam dan Keberagamaan “Z” Generation:Kajian di Lingkungan Kampus ITB. vol. 24. nomor 2. Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan, Walisongo.

Published

2017-06-30

Issue

Section

Articles

How to Cite

Pesantren dalam Kebijakan Pendidikan Indonesia. (2017). Jurnal Lektur Keagamaan, 15(1), 233‒272. https://doi.org/10.31291/jlk.v15i1.522