Parupama; Nasehat yang Menghibur

Authors

  • Syamsurijal Syamsurijal Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Makassar

DOI:

https://doi.org/10.31291/jlk.v15i2.525

Keywords:

Pesan, tradisi lisan, kritik, parupama,

Abstract

Movement of literacy in the community, making oral tradition has lost own place. Folklore and fairy tales told through oral began to be replaced by comics, movies on television and writing through gadgets. In local communities, the oral tradition is still an important means of informing  messages. One of the living oral traditions and the media to express criticism is Parupama in South Sulawesi. This paper explains  how this parupama tradition is used by community to convey advice, messages and criticism through jokes. Advice and criticism is channeled through in an entertaining way. The data in this paper were obtained through qualitative research in two places, namely Tanah Toa Kajang and Tamaona village located in Bulukumba district, South Sulawesi.

Key word: Message, Oral tradition, Criticism, Parupama

Gerakan literasi di tengah masyarakat telah membuat tradisi lisan kehilangan tempat. Cerita rakyat dan dongeng yang disampaikan melalui lisan mulai digantikan dengan komik, film di televisi dan tulisan melalui gadget. Padahal di masyarakat lokal sendiri, tradisi lisan masih menjadi sarana penyampaian pesan yang penting. Salah satu tradisi lisan yang masih hidup dan menjadi media menyampaikan nasehat adalah Parupama yang hidup dalam masyarakat Sulawesi Selatan. Tulisan ini menggambar­kan bagaimana tradisi Parupama ini digunakan oleh masyarakat untuk menyampaikan nasehat, pesan dan kritikan melalui lelucon. Nasehat dan kritikan disalurkan dengan cara menghibur. Data dalam tulisan ini dida­pat­kan melalui penelitian kualitatif di dua tempat, yaitu desa Tanah Toa Kajang dan desa Tamaona, berada di kabupaten Bulukumba, Sulawesi-selatan.  

Kata Kunci: Pesan, tradisi lisan, kritik, parupama

 

Downloads

Download data is not yet available.

References

A.A. Cence, The Patuntungs in the Mountains of Kajang. Makassar: Naskah 1931
Akib, Yusuf, Potret Manusia Kajang . Makassar : Pustaka Refleksi, 2003
B.F. Matthes, Sultanul Injilai. Makassar : Naskah Tanpa Tahun
Cassirer, Ernst, (Terjemahan Alois Nugroho), Manusia dan Kebudayaan; Sebuah Esai tentang Manusia. Jakarta: PT Gramedia, 1987
Effendi, Bisri, Jatuh Bangun sebuah dinasti: Komedi atau Tragedi ?.wisatabudaya.blogspot.com. diunduh pada tanggal 14 September 2017
G.F De Jong, Chris,. Ilalang Arenna .Jakarta: Gunung Mulia, 1996
Geertz, Clifford (Terjemahan Aswab Mahasin), Agama Jawa; Abangan, Santri dan Priyayi dalam Kebudayaan Jawa. Depok: Komunitas Bambu, cet-III, 2017
Giddens, Anthony, “Introduction: Durkheim’s writings in sociology and Social Philosophy” . Dalam Giddens (ed), Emile Durkheim: Selected Writing. Cambridge : Cambridge University Press, 1972.
J. Ong, Walter. Kelisanan dan Keaksaraan. Yogyakarta: Gading Publishing; Cet-I, 2013.
Katu, Samiang, Pasang ri Kajang, Makassar:Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat PPIM IAIN Alauddin Makassar, 2000
Koentjaraningrat, Sejarah Teori Antropologi I. Jakarta: Universitas Indonesia, 2007
Monografi Desa Tamaona Tahun 2010. Pemerintah Desa Tamaona Kecamatan Kindang Kabupaten Bulukumba, 2010
Ritzer, George, Teori Sosiologi; Dari Sosiologi Klasik sampai Perkembangan terakhir Postmodern. Yogyakarta: Pustaka Pelajar; Cet-II, 2014
Rymer, Russ, Suara-suara yang Sirna. http:/nationalgeographic.co.id. Diunduh pada tanggal 30 Oktober 2017
Syamsurijal, “Islam Patuntung : Temu Tengkar Islam dan Tradisi Lokal di Tanah Toa Kajang” dalm Jurnal Al-Qalam Volume 20 Nomor 2 Desember 2014
............., “Islam dan Patuntung di Tanah Toa Kajang; Pergulatan Tiada Akhir” dalam Hikmat Budiman (ed), Hak Minoritas; Dilema Multikulturalisme di Indonesia. Jakarta: Interseksi; Cet-I, 2005.
T Minha, Trinh, “Mother’s Talk”, dalam Obioma Nnaemeka (ed), The Politics of (M)othering;Wommanhood, Identitity, and Resistance in Africa Literature London & New York: Routladge, 1997
Van Gennep, Arnold, The Rites of Passage. 2004. London : Routledge and Kegan Paul; Reprinted
Wawancara Guru Amang (Pencerita/papparupama) pada tahun 1992

Published

2017-12-28

Issue

Section

Articles

How to Cite

Parupama; Nasehat yang Menghibur. (2017). Jurnal Lektur Keagamaan, 15(2), 295‒317. https://doi.org/10.31291/jlk.v15i2.525