Nilai-Nilai Kearifan Lokal dalam Tradisi Perang Obor di Tegalsambi-Jepara sebagai Karakteristik Islam Nusantara
DOI:
https://doi.org/10.31291/jlk.v16i2.552Keywords:
Islam Nusantara, Kearifan Local, Perang Obor, Tegalsambi,Abstract
This research wants to describe the ritual processing of Perang Obor at Tegalsambi Jepara, Central Java, both of local wisdom tradition and the characteristic of Islam Nusantara. In this study uses anthropological approach to know how a faith illustrated in ritualism of Perang Obor especially to streghten traditional ties among individuals. The steps of Perang Obor ritual they are, such as pilgrimage to danyang (ancestors) numbering seven, parading The Pedang Gendir Gambang Sari and Padang Sari heirloom, a statue, and bedug which is trusted as a heritage of Sunan Kalijaga to kebayan Tegalsambi. The last step ia puppet performance. Perang Obo Ritual ia a colaboration between religion and ancestral culture's. The local wisdom worth appears as a shape of Islam Nusantara in Indonesia. The values as though a symbolic of honouring to ancestros, tollerantion and emphaty to others (peranh abor's actors), and solidarity to Mbah Gemblong postering. The values depicts an indigenious.
Keyword: Islam Nusantara, Local Wisdom, Perang Obor, TegalÂsambi
Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui tentang prosesi tradisi Perang Obor di Desa Tegalsambi Jepara, dan mengetahui tentang nilai-nilai keÂarifan lokal dalam tradisi tersebut Perang Obor di Desa Tegalsambi JepaÂra sebagai karakteristik Islam Nusantara, dengan pendekatan antroÂpologi, maka mendapatkan gambaran tentang kepercayaan dan khususnya ritus memperkuat ikatan-ikatan sosial tradisional di antara individu-individu. Ritual Perang Obor mempunyai beberapa prosesi, seperti ziarah ke Danyang yang berjumlah tujuh, mengarak pusaka, yaitu Pedang Gendir Gambang Sari dan Podang Sari, sebuah arca, serta sebuah bedug yang dipercaya sebagai warisan Sunan Kalijaga kepada kebayan Tegalsambi. Prosesi diakhiri dengan pagelaran wayang kulit. Ritual perang obor memÂberi warna sebagai kolaborasi antara agama dan budaya nenek moyang, nilai-nilai kearifan lokal muncul sebagai bentuk Islam Nusantara yang ada di Indonesia. Nilai-nilai tersebut antara lain, sebagai bentuk penghorÂmatan terhadap nenek moyang (danyang), toleransi dan empati terhadap sesama (pemain perang obor), kesetiakawanan sesama penerus Mbah GemÂblong. Nilai-nilai tersebut menggambarkan bentuk indigeneous masÂyaÂrakat setempat.
Kata kunci: Islam Nusantara, Kearifan Lokhal, Perang Obor, TegalÂsambi
Downloads
References
Aloliliweri, Gatra-gatra Komunikasi Antarbudaya, 2011. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Azra, Azyumardi, 1999. Konteks Berteologi di Indonesia: Pengalaman Islam. Jakarta, Paramadina
Baidhawi, Zakiyuddin dan Muthoharun Jinan (ed), 2003. Agama dan Pluralitas Budaya Lokal. Surakarta: Pusat Studi Budaya dan Perubahan Sosial Universitas Muhammadiyah Surakarta
Bizawie, Zainul Milal. 2016. Masterpiece Islam Nusantara: Sanad dan Jejaring Ulama-Santri (1830-1945). Jakarta: Pustaka Compass
Damami, Muhammad. 2002. Makna Agama dalam Masyarakat Jawa. Jogjakarta: LESFI
Data Monografi Desa Tegalsambi tahun 2016.
Dhavamony, Marisusai. 1995. Fenomenologi Agama. Jogjakarta: Kanisius
Endaswara, Suwardi, 2003. Mistik Kejawen: Sinkretik, Simbolisme, dan Sufisme dalam BudayaSpiritual Jawa. Jogjakarta: Narasi
Geertz, Clifford. 1992. Tafsir Kebudayaan. Jogjakarta: Kanisius
http://www.arkeologi.net/index1.php?id=view_news&ct_news=175, diambil 23 Mei 2016
Koentjaraningrat 1987. Sejarah Teori Antropologi. Jakarta: Universitas Indonesia Press
Kuntowijoyo, 1996. Paradigma Islam, Interpretasi Untuk Aksi. Bandung: Mizan
Siraj, Said Aqil. 2015. Berkah Islam Indonesia: Jalan Dakwah Rahmatan Lil'̄alam̄in. Jakarta: Elex Media Komputindo
Suseno, Frans Magnis. 2003. Etika Jawa: Sebuah Analisa Filsafat tentang Kebijaksanaan Hidup Jawa. Jakarta: Gramedia.