Kontinuitas dan Transformasi Penistaan Agama: Gerakan Sosial Islam Pra-Kemerdekaan
DOI:
https://doi.org/10.31291/jlk.v16i2.568Keywords:
Surat Kabar, Penistaan Agama, Solidaritas, Relasi Agama-Politik,Abstract
This research analyses the blasphemy the authors of Djawi Hisworo, Swara Oemoem and Madjalah Bangoen have done by observing the social history of Islam. Emile Durkheim's concept of mechanic solidarity is used to describe the blasphemy based on the spirit of religion. Where, the reliÂgion (Islam) has become a bond between followers, even though it has different traditions and habits. The social psychology approach to desÂcribes organizations or elites advises on have succeeded in mobilizing people to protest against religious politicians. Blasphemy, both past and today, makes people united under the issues of religion. The difference is that in the past, the “blasphemy voice†is more congregation, while today, blasphemy is more politically-pragmatic in the interests of electoral poliÂtics. The solidarity which was formed from blasphemy of religion later beÂcomes the congregation (Islam), whereas today, it forms solidarity based on political sectarian.
Keyword: Newspapers, Blasphemy, Solidarity, Religion-Political RelaÂtions
Penelitian ini mengkaji penistaan agama yang dilakukan oleh penulis Djawi Hisworo, Swara Oemoem dan Madjalah Bangoen dengan penÂdekatan sejarah sosial umat Islam. Teori solidaritas mekanik Emile DurÂkheÂim digunakan untuk menganalisis protes atas penistaan berbasis seÂmangat agama. Di mana, agama (Islam) telah menjadi unsur pengikat antara pengikutnya, walau pun memiliki tradisi dan kebiasaan yang berÂbeda-beda. Pendekatan psikologi sosial untuk melihat organisasi atau elit yang menggerakkan umat menyuarakan protes terhadap penista agama. Penistaan agama, baik masa lalu atau masa kini sama-sama membuat umat bersatu di bawah isu agama. Perbedaannya, di masa lalu, “suara penistaan agama†lebih bersifat keummatan, sementara hari ini, penistaan agama lebih bernuansa politis-pragmatis demi kepentingan politik elektoral. SoliÂdaritas yang terbentuk dari penistaan agama di masa lalu bersifat keumÂmatan (Islam), sedangkan hari ini, berupa solidaritas berbasis politik sekÂtarian.Â
Kata Kunci: Surat Kabar, Penistaan Agama, Solidaritas, Relasi Agama-Politik
Downloads
References
Artawijaya. 2010. Jaringan Yahudi Internasional di Nusantara. Jakarta; Pustaka Al- Kautsar.
Artawijaya. 2014. Belajar Dari Parti Masjumi. Jakarta; Pustaka Al-Kautsar.
Aziz, Abdul. 2016. Chiefdom Madinah: Kerucut Kekuasaan pada Zaman Awal Islam. Jakarta: Pustaka Alvabet.
Bakri, Syamsul. 2015. Gerakan Komunis Islam Surakarta 1914-1925. Yogyakarta: LkiS.
Burhani, Najib. “Aksi Bela Islam: Konservatisme dan Fragmentasi Otoritas Keagamaanâ€, Jurnal Maarif Institute, Vol. 11, No. 2, Desember 2016
Damsar. 2015. Pengantar Sosiologi Politik. Jakarta: Kencana, 2015
dkk, Olaf Schumann. 2000. Agama-Agama Memasuki Milenium Ketiga. Jakarta: Grasindo.
Dkk, Sandi Rizki Febriadi. “Penodaan Agama Hukum Islamâ€, Prosiding SnaPP 2017, Sosial, Ekonomi, dan Humaniora, Vol. 7, No. 2, Th. 2017.
Dkk, Siti Aminah. “Pemantauan Kasus-Kasus Penodaan Agama di Indonesia Periode 2012-2014â€, Jurnal Keadilan Sosial, Edisi (V/2015).
Federspiel, Howard M. 2001. Islam and Ideology in The Emerging Indonesian State: The Persatuan Islam (Persis), 1923 to 1957. Leiden; Boston, Koln: Brill.
Harjono, Anjar. 1995. Indonesia Kita: Pemikiran Berwawasan Iman-Islam. Jakarta: Gema Insani Press.
https://nasional.kompas.com/read/2017/03/24/19084521/presiden.jokowi.pisahkan.agama.dan.politik
Kamiruddin. “Agama dan Solidaritas Sosial: Pandangan Islam Terhadap Pemikiran Sosiologi Emile Durkheim,†Al-Fikra, Jurnal Ilmiyah KeIslaman, Vol. 5, No. 1, Januari-Juni 2006
Kartodidjo, Sartono. 1992. Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah. Jakarta: Gramedia
Kuntowijoyo. 2001. Muslim Tanpa Masjid: Esai-esai Agama, Budaya, dan Politik dalam Bingkai Strukturalisme Transendental. Ban-dung: Mizan Pustaka
Kuntowijoyo. 2005. Paradigma Islam: Interpretasi untuk Aksi. Jakarta: Mizan Pustaka.
Mulkhan, Abdul Munir. 2010. Marhaenisme Muhammadiyah. Yogya-karta: Galang Press.
Noer, Deliar. 1991.Gerakan Modern Islam di Indonesia 1900-1942. Jakarta: LP3ES
Pamungkas, Arie Setyaningrum dan Gita Octaviani. “Aksi Bela Islam dan Ruang Publik Muslim: Dari Representasi Daring ke Komu-nitas Luringâ€, Jurnal Pemikiran Sosiologi, Volume 4, No.2, Agustus 2017
Pattinasarany, Indera Ratna Irawati. 2016. Startifikasi dan Mobilitas Sosial., Jakarta: Pustaka Obor Indonesia
Ricklefs, M. C. 2007. Polarizing Javanese Society: Islamic and Other Visions, C. 1830-1930. Australia, NUS Press, 2007
Shiraishi, Takeshi. 1997. Zaman Bergerak: Radikalisme Rakyat di Jawa 1912-1926. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti
Soekarno. 2005. Di Bawah Bendera Revolusi Volume 1. Jakarta: Yaya¬san Bung Karno
Solihin, Ahmad. “Islamic Political Movement in Indonesia After “Aksi Bela Islam Jilid I, II, dan IIIâ€, Madani, Jurnal Politik dan Sosial Kemasyarakatan, Vol.10, No. 1 2018
Sudrajat, A. Suryana. 2006. Kearifan Guu Bangsa: Pilar Kemer¬deka-an. Jakarta: Erlangga
Veur. Paul W. Van der. “The Difference Between Mecca and Digul by Moh. Amanoe: An Introduction and Annotated Translationâ€, Jour¬nal of Southeast Asian Studies, Vol. XVII, No. 2, September 1986.