Sufisme dalam Pandangan Muslim Modernis Awal: Telaah Pemikiran Tasawuf Kiai Moechtar Boechari (1899-1926)
DOI:
https://doi.org/10.31291/jlka.v17i1.606Keywords:
Kiai Moechtar Boechari, muslim modernist, sufisme, Surakarta,Abstract
This research tries to find sufism thought by early modernist muslim from Surakarta, Kiai Moechtar Boechari (1899-1926), by tracing his religious view and Sufism thought. He was a santri and friend of K.H. Ahmad Dahlan (1868-1923) who pioneered in establish Muhammadiyah branch Surakarta. In general, as modernist muslim movement, MuhamÂmadiyah is considered as anti-sufism. In contrast to that, Kiai Boechari paid attention to Sufism by writing a thin book, Tasawoef Tjekakan. This intellectual position is somewhat different from the mainstream modernist Islam movement. To explore this issue, this paper uses historical method by Berkhofer‟s situational approach. The result of the research points out, that firstly, religious view of Kiai Boechari is a modernist with authentic formulation, that is: purifying Tauhid, awakening scientific ethos, promoting movement of Islamic modernist, preaching Islam softly, and appreciating women‟s equality. Secondly, the character of Kiai Boechari‟s thought on Sufism seems to resemble Imam Al-Ghazali‟s mysticism of personality (transcendental mysticism), only that he modified by reducing zuhud station in order for a sufi to be involved dynamically in many aspects of life.
Keywords: Kiai Moechtar Boechari, modernist muslim, sufism, Surakarta
Â
Penelitian ini berupaya mengungkap pemikiran tasawuf seorang muslim modernis awal asal Surakarta, Kiai Moechtar Boechari (1899-1926), dengan cara melacak pandangan keagamaan dan corak pemikiran tasawufnya. Dia merupakan santri dan sahabat K.H. Ahmad Dahlan (1868-1923) yang turut mendirikan Muhammadiyah cabang Surakarta. Pada umumnya, sebagai gerakan Islam modernis, Muhammadiyah dipandang anti-tasawuf. Berbeda dengan itu, Kiai Boechari memberi perhatian pada sufisme dengan menulis buku tipis, Tasawoef Tjekakan. Posisi intelektual yang demikian seolah-olah menempatkannya berada “di luar arus utama†gerakan Islam modernis. Untuk mengeksplorasi masalah tersebut, peneliti memakai metode sejarah dengan pendekatan situasional Berkhofer. Hasil penelitian menunjukkan pertama, pandangan keagamaan Kiai Boechari berhaluan modernis dengan formulasi yang otentik, yakni: memurnikan tauhid; membangkitkan etos keilmuan, aktif di gerakan Islam modern, mendakwahkan Islam dengan kelembutan, dan menghargai kesetaraan perempuan. Kedua, pemikiran tasawuf Kiai Boechari bercorak mistik kepribadian (transendental mistik) seperti halnya Imam Al-Ghazali. Lebih dari itu, dia memodifikasinya dengan tidak memasukkan tangga zuhud, agar sufi lebih dinamis menapaki berbagai aspek kehidupan.
Kata kunci: Kiai Moechtar Boechari, muslim modernist, sufisme, Surakarta
Downloads
References
Adnan, A. Basit. 1996. Sejarah Masjid Agung dan Gamelan Sekaten di Surakarta. Surakarta: Yayasan Mardikintoko
Alfian, T. Ibrahim. 1992. “Tentang Metodologi Sejarahâ€, dalam T. Ibrahim Alfian et.al. (Eds.) Dari Babad dan Hikayat sampai Sejarah Kritis. Yogyakarta: UGM Press.
Al-Ghazali, Imam. 2016. Ihya Ulumuddin Jilid III. Terjemahan Purwanto. Bandung: Marja
Al-Ghazali, Imam. 2016. Ihya Ulumuddin Jilid IV. Terjemahan Purwanto. Bandung: Marja. Ali, Abdul Mukti. 1971. Alam Pikiran Modern di Indonesia. Yogyakarta: Nida
Ali, Mohamad. 2017. Paradigma Pendidikan Berkemajuan. Yogyakarta: Suara Muhammadiyah.
Ali, Mohamad. 2018. “Gerakan Islam progresif Surakartaâ€, dalam harian Solopos, 18 Nopember.
Ali, Mohamad. 2003. “Kyai Moechtar Boecari: Intelektual Muhammadiyah Pengibar Neosufisme†dalam Majalah Langkah Baru Edisi 03/Tahun VI/Juli.
Ali, Mohamad. 2019. “Kyai Moechtar Boechari: Bayangan KH Ahmad Dahlan di Surakartaâ€, https://Islamberkemajuan.id. diakses 5 Januari 2019
Anonim. 1975. “Kenangan Jasanya Kyai Moechar Boechari†dalam Majalah Adil No.17 tahun ke-43
Atjeh, Aboebakar. 1957. Sejarah Hidup Wachid Hasjim dan Karangan Tersiar. Jakarta: Departemen Penerangan RI.
Benda, Harrry J. 1985. Bulan Sabit dan Matahari Terbit. Jakarta: Pustaka Jaya
Boechari, Moechtar. TT. Moeslimah. Solo: A.B. Sitti Sjamsjiah
Boechari, Moechtar. 1934. Tasawoef Tjekakaan. Surakarta: Muhammadiyah bagian Taman Pustaka
Djaya, Tamar. 1966. Pusaka Indonesia Jilid II. Jakarta: Bulan Bintang.
Dhofier, Zamakhsyari.1994. Tradisi Pesantren: Studi tentang Pandangan Hidup Kyai. Jakarta: LP3ES. Geertz, Clifford. 2013. Agama Jawa: Abangan Santri Priyayi, Terj. Aswab Mahasin & Bur Rasuanto. Jakarta: Komunitas Bambu
Hadjid, KRH. 2008. Pelajaran KHA Dahlan 7 Falsafah Ajaran dan 17 Kelompok Ayat Al-Quran. Yogyakarta: LPI PP Muhammadiyah
Hamka. 1990. Perkembangan Kebatinan di Indonesia. Jakarta: Bulan Bintang
Hamka. 1990. Tasawuf Modern. Jakarta: Pustaka Panjimas
Hamka tt. Muhammadiyah di Minangkabau. Jakarta: Yayasan Nurul Islam
Hamka, Rusdi. 1986. Etos Iman, Ilmu dan Amal dalam Gerakan Islam. Jakarta: Pustaka Panjimas
Johns, A. 1987. “Tentang Kaum Mistik Islam dan Penulisan Sejarah†dalam Tafik Abdullah (Ed.), Sejarah dan Masyarakat: Lintasan Historis Islam di Indonesia. Jakarta: YOI.
Lombard, Denys. 2008. Nusa Jawa Silang Budaya. Jakarta: Gramedia
Mulder, Niels. 1983. Kebatinan dan Hidup Sehari-hari Orang Jawa. Jakarta: Gramedia.
Nakamura, Mitsuo. 1980. “Unsur Sufi dalam Muhammadiyah†dalam majalah Prisma No. 8/Agustus. Nasution, Nasution. 1973. Filsafat dan Mistisisme dalam Islam. Jakarta: Bulan Bintang
Noer, Deliar. Gerakan Moderen Islam di Indonesia 1900-1942. Jakarta: LP3ES
Pusponegara, Ma‟mun et.al. 2007. Kauman Religi Tradisi dan Seni. Surakarta: Paguyuban Kampung Wisata Batik Surakarta.
Rasyidi, M. 1992. Islam dan Kebatinan. Jakarta: Bulan Bintang.
Steenbrink, Karel A. 1994. Pesantren Madrasah Sekolah: Pendidikan Islam dalam Kurun Modern. Jakarta: LP3ES
Salam, Solichin. 1965. Muhammadijah dan Kebangunan Islam di Indonesia. Jakarta: N.V.Mega. Schimmel, Annemarie. 2009. Dimensi Mistik Dalam Islam. Jakarta: Pustaka Firdaus.
Simuh. 1997. Tasawuf dan Perkembangannya dalam Islam. Jakarta: Rajawali Pers.
Simuh.1985. “Gerakan Kaum Sufiâ€, dalam Majalah Prisma No. 11
Wahid, Abdurrahman. 1989. “Nahdatul Ulama dan Islam Indonesia Dewasa Ini†dalam Taufik Abdullah & Sharon Siddique (Ed.). Tradisi dan Kebangkitan Islam di Asia Tenggara. Jakarta: LP3ES.
Wirohardjono, Surono. 1952. Dokumentasi Muhammadiyah Setengah Abad. Surakarta: Adil.