Menggagas Islam Inklusif Budaya Jawa Dalam Serat Nitisruti Zaman Kasultanan Pajang (Abad 16 M)
DOI:
https://doi.org/10.31291/jlka.v18i1.590Keywords:
Islam Inklusive, Serat Nitisruti, Pujangga Pajang, Karang GayamAbstract
Inclusive and exclusive is a discourse of social-cultural relations which relates to the state and religion. In the context of Javanese Islamic history, some Islamic groups declare their truth of religion that propose exclusivity, anti-plurality and intolerance. This situation occurred during the 16th century at Pajang Kingdom. There are an Islamic group wishing to uphold Shari'a versus Hindu/Javanese groups who wished to apply local traditions. This has the potential to lead to various conflicts of society. In this condition, Serat Nitisruti, a poet from Pajang Karang Gayam, was published. This paper aims to reveal the inclusive concepts of Islam in the text. The concept will be explored through three stages: identification of the text, interpretation of the content, and the relevance of the concept to the present reality. The results of this study, first, Nitisruti was written by Karang Gayam in 1591 AD; Second, Nitisruti contains inclusive Islamic themes: openness of spirituality, educational ethics, politics, traditions, and society. Third, there is a universal concept of inclusive value in terms of ambek adiluhung (being noble), wuwus den aris (gentle speaking), tepo sliro (appreciating), tinarbuko (open) and mulat sariro hangroso wani (daring to blame yourself) which remains relevant to this present era.
Keywords: Inclusive Islam, Serat Nitisruti, Poet of Pajang, Karang Gayam.
Inklusif dan eksklusif merupakan diskursus hubungan sosial-budaya yang terkait dengan cara bernegara dan beragama. Dalam konteks sejarah Islam Jawa, sebagian kelompok Islam mengedepankan kebenaran agamanya yang mendorong eksklusifitas, anti pluralitas dan intoleran. Situasi ini terjadi di Kerajaan Pajang abad 16 M dengan ditandai munculnya kelompok Islam dengan slogan tegaknya syariat versus kelompok Hindu/Jawa yang ingin menerapkan tradisi dan budaya lokal. Hal ini sangat potensial menimbulkan aneka konflik sosial antar kelompok masyarakat. Pada kondisi inilah Serat Nitisruti karya pujangga Pajang Karang Gayam diterbitkan, dimana naskah ini disinyalir mampu memberi solusi problem keanekaragaman masyarakat Pajang. Tulisan ini bertujuan menungkapkan konsep islam inklusif dalam naskah tersebut. Konsep itu akan digali melalui tiga tahap: identifikasi naskah, interpretasi content, dan relevansi konsep dengan realitas kekinian. Hasil penelitian ini: pertama, mengungkapan bahwa Nitisruti merupakan tulisan Karang Gayam pada tahun 1591 M; Kedua, Nitisruti mengandung tema Islam inklusif: keterbukaan spiritualitas, etika pendidikan, politik, tradisi-budaya, dan sosial masyarakat. Ketiga, terdapat nilai inklusif universal pada istilah ambek adiluhung (bersikap luhur), wuwus den aris (bicara lemah lembut), tepo sliro (menghargai), tinarbuko (terbuka) dan mulat sariro hangroso wani (berani menyalahkan diri sendiri), yang tetap relevan hingga saat ini.
Kata kunci: Islam Inklusif, Serat Nitisruti, Pujangga Pajang, Karang Gayam.





